Friday, January 5, 2007

Ketika Kematian Mengucang Iman ku

Saya yakin saudara pernah melihat bahkan mengalami yang namanya musibah.Apakah itu bencana alam, perampokan, kebakaran, dan sebagainya.Seperti yang kita tau bahwa musibah itu indentik dengan kematian.Berbicara masalah kematian, saya yakin saudara pernah melihatnya, bukan?Apakah family saudara, kerabat saudara, bahkan munkin diatara saudara ada yang orang tua saudara yang telah mendahului saudara.
Apa yang saudara lakukan ketika melihat orang yang terdekat dengan saudara telah pergi untuk selamanya???
Menangis, itu sudah barang tentu bukan???
Namun seandainya ada orang yang bertanya pada saudara, apa yang saudara rasakan ketika melihat hal tersebut???
Sedih, mungkin itulah perasaan setiap manusia ketika melihat saudaranya meninggal.Namun, ketika saudara sedih adakah hal yang dapat menambah keimanan saudara???
Mungkin jawaban diantara saudara akan berbeda dengan saudara yang lain.Ada, mungkin sebangian saudara menjawabnya seperti demikian.Tapi tidak ada, adalah jawaban yang sering kita dengar dari siapa saja yang kita tanya hal yang demikian.
Berikut ini saya hanya ingin sedikit bercerita ketika kawan dekat saya meninggal.
Kejadian tersebut terjadi tahun lalu.Teman saya itu meninggal mendadak di Medan karena penyakit lamanya yang kembuh lagi.Kata dokter yang menanganinya, dia menalami gagal otak karena mungkin dia pernah terbentur dengan benda keras.Seingat saya ketika daerah kami dalam keadan komplik, dia memang pernah di tahan pihak berwajib, tapi saya tidak tau apakah waktu itu dia dipukul atau tidak.Tapi yang jelas kepalanya pernah terbentur dengan benda keras.
Singkat cerita katika berita itu sampai kepada saya, saya langsung pulang ke rumah duka yang berada di kampung, kebetulan saya lagi kuliah di kota.Baru jam 1 malam saya sampai ke kampung.
Paginya,sebelum jenazah di kebumikan sudah menjadi adat di kampung kami ada semacam ceramah oleh seorang ustad, dimana isinya menyangkut mengingatkan kepada orang yang melayat akan kematian.Waktu itu saya berdiri persis di depan keranda jenazah dan mata saya tak lepas dari memandang kearah jenazah yang sudah terbalut oleh kafan putih.Ketika ustad mengatakan” bahwa sesungguhnya kematian itu datang kepada siapa saja, tidak mesti orang tua saja yang mengalaminya, yang mudapun apabila sudah sampai ajalnya juga akan menemui yang namanya kematian”.Tiba – tiba saya merasakan sesuatu yang aneh pada diri saya, badan saya bergetar, air mata jatuh tak terasa, dan pikiran saya melayang entah kemana.Waktu itu saya hanya memikirkan kematian, kematian yang akan merengut siapa saja.Sambil mencoba menenangkan diri saya masih menatap kearah keranda yang ada di depan mata saya, seakan – akan jenazah itu mengatakan kepada saya “engkau juga akan menagalaminya seperti aku”.Sengking kacaunya pikiran saya, hingga – hingga saya tidak tau lagi apa isi ceramah ustad selanjutnya.Saya sadar ketika orang – orang sudah mengangkat keranda untuk di kebumikan.
Ketika sampai di kuburan badan saya masih bergetar, waktu saya disuruh untuk menazan* diatas kuburan teman saya itu, badan saya bergetar lebih kencang lagi hingga orang yang ada di sekitar kuburan mengira saya kesurupan.Sampai selesai acara penguburan seluruh badan saya masih bergetar.
Baru saat itu lah saya merasakan sempitnya kehidupan, kemanapun saya pergi bayangan kematian selalu menyertai saya.Dan mulai saat itu, jiwa saya merasakan kefanaan hidup di dunia ini, perasaan itu kata sebahagian ustad adalah tanda dari pertambahan iman didada.

*Azan diatas kuburan yang baru di kubur setengah adalah adat di kampung saya

1 comment:

Cryst4l admin said...

bagus ya en dalem banget. tapi posting di blognya mesti ditambahin biar gak sepi ,mampir ke blog aku lah www.novanblog.blogspot.com. ok